Ada hal yang belum tersadar ketika mencoba mengayuh obsesi hingga titik darah terakhir, dan hingga akhir hari pun belum tersadar. Masih tercengang memandang jauh masa depan dengan gegap gempita kesuksesan mimpi. Berlalu begitu saja seperti air yang tetap mengalir menyatu bersama satu sama lainnya sekalipun berusaha memisahkan diri dari derasnya arus yang memaksanya menuju satu tujuan.
Kemudian lupa dengan sang pencipta, yang terdahulu, yang pernah menorehkan tinta kisah kehidupan dengan begitu banyak pelajaran untuk berbenah. Kisah kasih yang memilukan dan menggelitik tajam, bila ternyata semuanya telah terlarut dalam dunia bagaikan secangkir teh manis hangat. Terlalu lama mengaduknya, terlalu pekat dan menyatu didalamnya.
Akhirnya mencoba dengan sekuat tenaga, dengan kekuatan yang penuh dari dalam diri untuk mencari kembali jati dirinya. Antara air, daun teh, dan gula. Tersadar, terdiam, dan kembali. Tidak akan ragu menyebutnya. Tidak akan punah nama dalam bentuk apapun. Nama yang ternoda hanyalah sekedar menjadi bahan pembicaraan dalam sekelompok hal yang kosong.
Ia jenaka bagaikan pelawak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar