Jumat, 21 Desember 2012

Dewi Drupadi feat. Nicky Mnaj

Perlahan perahuku berlayar kembali
Mengikuti alunan ombak yang tak pasti
Perlahan perahuku berlayar kembali
Membuat dermaga semu tanpa hati

If today is gonna be the day
I always believe in The Godways
There will be difficult to you
Here is the place to make come true

Dahan pohon yang mudah patah
Hanya sempat terlupa dari petuah
Ini akan sulit untuk hidupmu
Kembalilah kerumah tempatmu bertamu

You have to learning more
You should to knowing more
Covering, covering and recovering
You will be the king of yourself soon

Egomu membunuh dan mati
Mati karaktermu tertindas
Tertindas oleh penguasa nafsu
Nafsu sesatkan hidup tinggalah namamu

Young lady in the oldest ways
Never know how to survival
Just following where the heart goes
And no one knows she just make a circle

Dorongan masa lalu dan tuntutan masa depan
Mati tak bergerak di lantai dasar
Secangkir teh masa kini,
Hangat perlahan menindas akal sehat

Ooh kasihan kasihan pengemis jalanan
Meminta, memohon dan memuja
Ooh kasihan kasihan manusia pelarian
Mencari, menikmati dan mencari kembali

Kamis, 20 Desember 2012

Arjuna vs Rahwana ( eps. Emansipasi salah arti )

Ada suatu masa ketika itu Shinta merasakan rindu yang mendalam terhadap Arjuna. Ketika itu Shinta sedang dipindahkan sementara kerumah orangtuanya karena di AstinaPura sedang terjadi perang dingin antar kerajaan. Pertempuran itu melibatkan Pandawa yang diutus untuk membela kerajaan Karsa Winangun melawan kerajaan Randa Edan.

Sudah seminggu lebih Arjuna dkk bertempur, habis-habisan hingga tumpah darah. Pertempuran itu dipicu karena Rahwana yang merupakan anak Raja Prabu Raden Gendeng Artha Pamungkas II mencoba mendekati Shinta yang sudah bersuamikan Arjuna.

Sebenarnya sudah hampir 5tahun lebih Rahwana mencoba mendekati Shinta dengan segala cara, tetapi selalu saja gagal lantaran Shinta sudah terlanjur benci dengan sosok Rahwana yang selalu menginjak-injak kaum wanita. Dahulu jauh sebelum Shinta berjumpa dengan Arjuna, Rahwana adalah sahabat Shinta, mereka selalu bersama. Rahwana yang berasal dari keluarga yang sangat kaya tanpa kekurangan suatu materi apapun. Selama bersahabat, banyak orang yang menyarankan pada Shinta untuk sebaiknya menikah saja dengan Rahwana, karena Rahwana sudah tidak kekurangan suatu apapun. Namun Shinta selalu menjawab tidak, karena Shinta adalah sosok yang tidak suka ditindas / diperintah oleh pria. Shinta memiliki sifat yang keras terhadap pria dan Rahwana pun sebaliknya. Bagi Rahwana, siapapun wanita yang menjadi pendampingnya nanti harus patuh padanya, karena ia berpikir ia-lah yang memiliki segalanya.

Hingga pada suatu ketika, telah habis kesabaran Arjuna. Sore itu ketika Rahwana sedang duduk bersantai diberanda istana didatangi oleh Arjuna. Arjuna berkata bahwa dirinya merasa terganggu dengan adanya Rahwana yang selalu menggoda Istrinya dan menantang Rahwana dengan berkata, " Jika kau bisa menghabisiku, barulah berhak kau menyentuh istriku ! " Rahwana yang saat itu merasa terpancing emosinya langsung menerima tantangan itu dan perkelahian pun tidak dapat dihindarkan lagi.

Hingga hari ini, perkelahian telah berlangsung 12 hari tanpa henti.
Tidak ada seorangpun yang dapat menghentikannya. Telah banyak berjatuhan korban jiwa, telah rugi harta dan nyawa para warga disekitar Istana.

Malam ini Arjuna sedang berjaga di Istana bersama Pandawa dan seluruh prajurit istana, jika sewaktu-waktu Rahwana menyerang, dapat langsung memberikan perlawanan. Ketika berada di menara sambil memantau keadaan sekitar, Ki Semar Punokawan menghampiri Arjuna dan berkata, " Heuheuheu.... Oh Arjunaku apa yang sedang kau tunggu? " Arjuna kaget mendengar suara dibelakangnya dan menjawab, " Ahduh Ki Semar... Kedatanganmu memecah konsentrasiku. Aku sedang mengawasi keadaan sekitar, Rahwana sangat licik dan bisa menyerang kapan saja kemudian menghilang lagi. Tadi pagi aku dan seluruh prajurit telah menyerang istananya namun Rahwana tidak ada. Aku berpesan pada Patih disana akan menunggu Rahwana disini malam ini." " heuheuheuheu...... Arjuna... Arjuna... Seorang Ksatria yang Wisesa sepertimu ini tidak pantas menunggu seperti ini. Kau tidak pula seharusnya berperang seperti ini. " kata Ki Semar memulai memberi petunjuk. " lha kenapa Ki? Rahwana itu sudah mencampuri kehidupanku, mengganggu privasiku, bahkan menggoda istriku. Sudah habis toleransi kesabaranku Ki Semar." Jawab Arjuna. "Heuheuheuheuheu...... Arjuna.... Arjuna.... Kuberi kau petunjuk. Kau seharusnya tidak perlu khawatir seperti ini. Jika memang benar Shinta mencintaimu tulus dari dalam hatinya, ia pun bisa mengatasi Rahwana seorang diri tanpa perlu kau mengorbankan sebanyak ini dalam hidupmu. Satu hal yang patut kau resapi anakku. Cinta adalah tentang sebuah kehidupan dan keyakinan. Jika kau mendengar ucapan bahwa Shinta mencintaimu dari lubuk hatinya tulus, maka ia telah yakin untuk hidup bersamamu apapun yang terjadi. Dia adalah wanita yang seharusnya kuat, karena dari tutur katanya yang menyatakan bahwa ia tidak ingin berada dibawah aturan pria. Shinta lah yang seharusnya berperang. Bukan kau anakku. Ia telah melanggar kodratnya sebagai wanita yang seharusnya taat pada perintahmu. Jika kau mengorbankan dirimu hingga tumpah darah seperti ini, itu berarti kau membuat karma baik dalam hidupmu. Namun suatu ketika nanti, istrimu lah yang mendapat bencana dalam hidupnya." Kata Ki Semar perlahan. Mendengar petunjuk dari Ki Semar itu membuat Arjuna kembali berpikir dengan apa yang telah ia lakukan. Kemudian Arjuna bertanya, " Ki Semar, aku mengerti dengan apa yang kau maksud. Namun apakah mungkin seorang wanita mampu menghadapi sosok sekuat Rahwana? Bukankah itu tugasku untuk melindunginya sebagai laki-laki ?" " Ya benar anakku, wanita memanglah halus, lembut, santun, pengertian, pemerhati. Namun juga bukan berarti ia menggantikan posisimu sebagai kepala keluarga. Wanita tetaplah pada posisinya, dan kau pria juga memiliki posisi yang berbeda dalam hidupmu. Itu semua sudah tersurat dalam semua Kitab Suci anakku. Apakah kau mengenali istrimu dengan baik? Apakah kau mampu melihatnya ketika ia tidak sedang bersamamu? Apakah kau telah mendengar keluh kesahnya? Jika sudah kau lakukan itu semua dan kau cerna dengan bijaksana, maka barulah kau sadari apa makna dari perkataanku ini. " jawab Ki Semar kemudian menghilang tanpa meninggalkan kesimpulan dari percakapan itu.

Seketika itu muncul berbagai pertanyaan dalam diri Arjuna. Tentang petunjuk yang ia terima baru saja dari seorang Penasehat Spiritual Ayahnya. Pada saat ia berpikir keras tentang petunjuk itu, tiba- tiba suara dentuman keras berasal dari arah belakang Istana. Arjuna membidik teropong dari menara itu kearah suara, ia melihat segerombolan pasukan berjubah merah menyerbu Istana. Pasukan tersebut tidak lain adalah Prajurit Rahwana. Arjuna pun langsung menuruni menara dan bergegas menuju belakang Istana. Peperangan kembali terjadi.

Dalam peperangan malam itu, Arjuna berhasil memukul mundur pasukan Rahwana, tidak banyak pasukan Istana yang tewas dalam pertempuran itu. Seusainya bertempur, Arjuna dan seluruh pasukannya kembali masuk kedalam istana. Arjuna langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Saat itu ia masih memikirkan petunjuk yang diberikan Ki Semar padanya.
Setelah ia membersihkan diri, Arjuna duduk di Singgasana sambil membaca surat yang telah ditaruh oleh dayang-dayang di atas meja. Surat tersebut berasal dari Shinta, Surat tersebut berbunyi, "Kang Mas, bagaimana keadaanmu disana? Apakah kau baik-baik saja? Aku merindukanmu Kang Mas, mengapa pertempuran ini tidak kunjung usai? Sampai kapan kau akan terus berperang? Mengapa kau tidak segera membunuhnya? Agar kita dapat hidup tenang kembali. Aku sudah tidak tahan lagi, aku merindukanmu Kang Mas."

Arjuna menutup surat itu dan kembali berpikir, "Teka-teki apalagi ini? Aku merasakan ada sesuatu yang aneh disini." Kata Arjuna dalam hati. Selagi berpikir tiba-tiba muncullah Bagong dihadapan Arjuna dan berkata, "Weleh Arjuna Wicaksana Kang Bagus lan Wisesa.... Aku bawakan kau seekor burung, burung ini bernama Srikanthi. Ini merupakan burung pembawa keberuntungan dan mapu menjawab semua pertanyaan yang membuat kau gundah gulana." Arjuna menjawab, "Terimakasih Ki Bagong, kau tahu bahwa aku sedang memikirkan petunjuk dari Ki Semar tadi. Tapi, darimana kau mendapatkan burung ini? " " Burung ini adalah hasil dari kutukan Ayahmu kepada salah satu warga disini yang berusaha mencuri harta kerajaan yang disimpan dibawah tanah. Setelah dikutuk, burung ini selalu berada disini dan memberikan petunjuk melalui sorot matanya. Jika kau menanyakan sesuatu, maka mata burung ini akan menghadap ke dinding dan kau dapat melihat jawabannya." Kata Ki Bagong. Setelah selesai menjelaskan, Ki Bagong lalu menghilang meninggalkan burung berwana putih itu beserta sangkarnya.

Arjuna beranjak dari Singgasananya dan mengambil sangkar burung itu lalu meletakkannya dimeja menghadap ke dinding kamar. Arjuna ingin menguji kemampuan Burung Srikanthi ini, ia mulai bertanya pada burung itu, " Hai Srikanthi, apakah yang sedang dilakukan oleh istriku saat ini? Apakah benar ia sedang merindukanku? " "Dewiku Shinta benar sedang merindukanmu Tuanku Arjuna, namun..... " burung itu berhenti menjelaskan dan menatap dinding kamar. Betapa terkejutnya Arjuna ketika melihat dinding kamarnya muncul sosok istrinya mengenakan kain Sutra Putih dilengkapi dengan perhiasan Emas, dilihatnya pula Shinta sedang duduk di sebuah beranda bersama seorang pria, tetapi gambar dari identitas pria itu tidak jelas. Arjuna meminta Srikanthi untuk memperjelas siapa sosok pria tersebut, Srikanthi menurutinya. Kini jelas lah seluruh tubuh pria tersebut dapat dilihat oleh Arjuna, betapa terkejutnya ia ketika ternyata pria yang sedang bersama istrinya adalah Rahwana. Berkecamuk rasa dipikiran Arjuna saat itu. Pantaslah berkali-kali dalam peperangan kemarin ia tidak dapat berhadapan langsung dengan Rahwana. Arjuna berpikir Rahwana adalah seorang pengecut, namun ternyata Rahwana jauh lebih cerdas darinya. Saat itu juga Arjuna bergegas pergi dari kamarnya hendak menuju Istana Pramesrwari tempat Istrinya berada sekarang.

Selama diperjalanan Arjuna meneteskan air matanya, berbagai rasa dalam hatinya bercampur. Sesampainya di Istana Prameswari, Arjuna langsung masuk ke Penataran, awalnya dicegah oleh prajurit Istana, namun Arjuna langsung menerobos menggunakan kereta kencananya. Sesampai didalam ia masih melihat kereta Rahwana disana. Arjuna langsung menuju beranda dan benarlah apa yang ia dapati, sama dengan apa yang diperlihatkan Srikanthi kepadanya dikamar.

Melihat kedatangan Arjuna diberanda saat itu, Shinta berdiri dan terkejut. Begitu juga dengan Rahwana. Shinta berkata, " Kang Mas! Mengapa tidak berkabar padaku bila hendak kemari? Surat yang kukirim padamu juga tidak kau balas." Arjuna meneteskan air matanya dan berkata,
" Inikah bentuk perhatianmu padaku adinda? Semua hal ingin kau atur, ketika kau menjumpai masalah dan tak sanggup menyelesaikannya kau limpahkan padaku. Kaukah yang merencanakan semua ini? Kau benar-benar menghancurkan perasaanku, sekejam ini kau mengkhianatiku. Tidak ingatkah kau apa saja yang telah kulakukan saat kita bersama untuk membahagiakanmu? Pernahkah kau tersadar akan setiap tetesan peluhku? Untuk siapa aku meneteskan peluh itu? Jawab adinda !! " "Bukan Kang Mas, ini.... Aku.. Hanya..." Jawab Shinta tak mampu menjelaskan dan Arjuna memotong perkataan, " Kau Rahwana, aku tidak takut padamu.. Kau tidak lebih dari seorang pengecut! Apa yang dapat kau banggakan dari harta yang kau miliki. Aku bersumpah untuk Bumi dan Langit, kau akan selalu menemukan kehancuran dalam hidupmu dan tak akan memiliki keturunan hingga akhir hidupmu!!! Aku tidak akan menyerangmu, pantang bagiku untuk berperang melawan Raksasa Murahan sepertimu. Dan kau adindaku, kau tetaplah adindaku hingga akhir hidupku, namun ternyata kau benar-benar tidak paham tentang tujuan hidup ini. Kau hanya silau dengan kekayaan orang lain, kau tidak pernah mensyukuri hidupmu, kau termakan oleh jaman ini, sampai kapanpun kau akan terus bekejaran oleh harta. Hingga nanti bencana menimpamu, barulah kau tersadar dan saat itu lah hari terakhirmu. Aku tidak ingin menjadi suamimu lagi adinda, aku ingin mencari seorang wanita yang paham akan makna wanita dan selalu bersyukur atas apa yang ia miliki. Jika kau mencintai Rahwana, cintailah ia dengan tulus, hal seperti ini jangan sampai terulang lagi. Aku akan kembali sendiri dan membuang jauh kenangan beristrikan seorang Shinta yang dikenal sebagai sosok yang anggun nan wisesa." Tanpa menunggu jawaban, seketika itu Arjuna pergi dari hadapan Rahwana dan Shinta untuk kembali pulang ke Astinapura.

Rahwana dan Shinta hanya terdiam, mereka menyesali kejadian ini, tak satupun kalimat yang mampu mengembalikan keadaan menjadi lebih baik. Shinta memejamkan mata menangis dan mengenang sewaktu hidup bersama Arjuna di Astinapura. Sebenarnya saat itu Shinta sempat merasakan kesejukan, sempat mensyukuri apa yang dimiliki dan dilakukan oleh Sang Suami, namun entah mengapa keadaan menjadi berubah. Shinta tidak pernah menyadari jika dirinya telah berubah, ia merasa dirinya selalu benar, dan ia merasa ia-lah yang harus merubah Arjuna untuk menjadi apa yang ia inginkan.

Semua kesempatan itu telah hilang, dan semenjak perpisahan di Prameswari kala itu, kutukan Arjuna benar-benar menimpa kehidupan mereka berdua. Rahwana dan Shinta tidak menikah, mereka justru saling menyalahkan atas kejadian itu.


"Bersyukur adalah sebuah rasa yang harus dilatih, ia tidak selalu bisa bertahan dalam hati, jika tanpa dilatih. Dengan mengatakan cukup atas nikmat apapun yang kita dapatkan, tanpa harus menginginkan lebih, kita telah berhasil untuk bersyukur. Rasa syukur yang kita miliki tidak hanya akan terasa pada diri dan hidup kita. Namun akan berimbas pada seluruh orang yang berada disekeliling kita. Saat itulah kita telah merubah pandangan hidup orang banyak, atas diri kita."

Jumat, 14 Desember 2012

Mari Kembali ke Lantai Dasar

Saat itu dan hari ini belum tentu sama juga berbeda
Bayanganmu belum jelas menghilang dari hadapanku
Seolah memberi pertanda akan datangnya perkataanmu
Akan adanya revolusi yang tidak bisa ditawar lagi disini

Kau melihat dan menimbang 500 tahun lamanya
Kau menguji dan menikai 500 tahun lamanya
Kau memberi pertanda akan datangnya kekuatan itu
Melebur sukma manusia dan alam menjadi satu kekuatan

Deburan ombak samudera kian meninggi
Hembusan angin semakin kencang
Hujan badai menjadi hal sehari-hari
Banjir bandang barat daya mencuci habis kekotoran itu

Datang dan pergi silih berganti
Mereka diuji tanpa paham yang terjadi
Mereka telah berubah seolah menanti
Akan datangnya kebenaran yang sejati

Kau telah berikan banyak ciri
Tak satu pun mereka pahami
Hanya usaha duniawi untuk memperkaya diri
Selalu menutup hati dengan kompensasi

Pura-pura lupa akan hal yang sejati
Enggan menyentuh ranah alam ini
Hanya mementingkan diri sendiri
Kasihan menangis tanpa paham semua ini

Mereka menyerang dari barat
Dengan kekuatan maha dahsyat
Membersihkan ibu pertiwi
Untuk kembali lagi kejujuran hati

Oh lambatnya waktu malam itu
Aku tidak tahan lagi untuk menjumpaiMu
Banyak tanya dalam sanubariku
Kau janji akan datang 2minggu lagi

Aku telah melepaskan semua
Tanpa satu hal pun yang kupunya
Aku hanya ingin kembali
Kembali dan kembali lagi kesini

Dengan keadaan yang jauh berbeda
Dengan cerita dari naskah mu yang baru
Mencoba kembali menata hidup sesuai naskah
Namun dengan restumu aku tertidur

Semua orang melamun, bengong, kosong
Sebagian orang mencari kesibukan untuk menutupinya
Sebagian orang tidak ingin mendengarnya
Karena kau maha dahsyat

Seperti orang bodoh yang enggan belajar
Seperti memagari diri dengan pengetahuan yang dibuatnya sendiri
Tidak ingin merasa seperti orang bodoh
Ingin cerdas namun takut mati

Aku menunggu hari itu tiba
Sudah lelah raga dan sukmaku
Menghantarkan pesan utusanmu
Lewati hari demi hari tertidur

Cinta tanpa Tanda

Seperti kisah sebelumnya, Arjuna dan Shinta adalah pasangan spiritual yang sangat serasi. Kini pada suatu malam ketika hendak tidur, Shinta berkata, " Kang mas, aku takut jikalau suatu saat nanti aku tidak bisa setia lagi kepadamu. Karena terkadang meskipun sedang berdua dengan kang mas, aku masih sering memikirkan cowo" yang dulu pernah ada dalam hidupku ketika aku belum bersamamu. Aku takut itu akan berdampak kurang baik dalam hubungan kita." Arjuna terkejut, namun tetap menutupinya dan berkata, " wajar saja hal itu terjadi adinda, karena kau pasti sempat memiliki rasa suka yang belum terpenuhi kepada para pria itu. Atau mungkin kau sedang jenuh padaku? Jangan pernah takut akan hal itu adinda, jikalau nanti pun kau ingin mencicipi para pria itu, aku tetap mendoakanmu agar kau selalu bahagia. Aku menyayangimu tulus Adinda. Akupun pernah merasakan demikian, namun aku tidak pernah takut, karena aku yakin tentang perasaanku yang memilih adinda sebagai pendampingku, maka aku hukumnya adalah harus setia padamu adinda."" Kang mas, aku bahagia menjadi pendamping Kang Mas, kang mas memang orang yang paling setia, kang mas bisa mengayomiku, memenuhi kebutuhanku, memperlakukanku seperti Ratu bahkan lama-lama aku menemukan sosok orangtuaku ada pada diri Kang mas. Kang mas selalu melakukan segala cara untuk membahagiakanku. Kang Mas selalu sabar menghadapi aku yang masih angin-anginan ini. Entah dimana lagi aku akan menemukan seperti mu Kang mas. Mungkin hanya ada 1 alam ini." Sahut Shinta. Arjuna hanya tersenyum dan memeluk Shinta dengan penuh kasih sayang.

Hingga malam semakin larut, Shinta telah tidur. Namun Arjuna masih berpikir tentang pernyataan Shinta tadi. Arjuna berpikir apakah Shinta pernah memikirkan perasaanku? Apakah dia menghargaiku? Seharusnya ia tidak mengatakan hal itu sekalipun jujur.

"Seharusnya bisa mengendalikan dirinya sendiri ketika ia memikirkan para pria dari masa lalunya itu, seharusnya itu tidak terjadi, seharusnya dia tau harus bersikap bagaimana ketika bersamaku. Karena jika dia mau belajar keras untuk menghargaiku, berarti ia benar-benar niat untuk menjadi pendampingku. Dia tau apa yang aku suka dan tidak suka, tapi dia tetap saja menerobos itu dengan tanpa merasa bersalah dan berusaha memperbaikinya." Gumam Arjuna dalam hati.

Tiba-tiba tercium bau yang sangat harum dikamarnya, lalu muncul cahaya yang sangat terang. Terdengar suara yang berat datang dari dalam sinar itu. Suara itu tidak asing lagi bagi Arjuna. Arjuna pun langsung bersujud dan berkata, " hamba mohon ampun Ki Semar, apakah itu engkau?" Dari dalam cahaya itu menjawab, " heuheuheu, weleh .... Kamu masih belum bisa mengenalku dengan cepat ternyata, masih saja seperti itu.... Iya ini aku." " mohon ampun Ki Semar, apa yang membuat Ki Semar datang tengah malam seperti ini? Apakah akan ada tanda bahaya di Astinapura?" Tanya Arjuna. " hee Arjuna, aku datang kemari ingin memberi pesan padamu, Shinta kini berbeda, karena kau memperlakukannya seperti itu, ia jadi merasa selalu benar dan jarang bersyukur. Ia selalu merasa kurang dalam hidupnya. Ia tidak pernah pahami pelajaran yang kau beri tentang kesabaran, rasa syukur, rasa sayang yang tulus dan juga sikap-sikap yang kau tunjukkan untuk dicontoh. Kau seharusnya mendidik dia untuk menjadi dewasa. Dia pun juga seharusnya bersyukur mendapatkanmu dan seharusnya apapun yang terjadi dalam hidupnya, ia harus tetap memprioritaskan kamu, karena kamu telah berjuang habis-habisan untuk membahagiakannya. Jika nanti suatu ketika ia berpisah darimu, aku akan memberinya ujian agar ia bisa merasakan hikmah apa yang patut ia syukuri dalam hidup ini. Aku melihatmu selama ini, aku juga melihat perilaku dan jalan pikiran Shinta yang semakin lama mulai berubah. Apa yang kau ajarkan diawal saat pertama kau bertemu, tidak lagi dapat ia terapkan dengan konstan ketika bersamamu. Kini keadaanmu telah berbeda, kau tidak lagi memiliki harta seperti dulu, kau tidak lagi memiliki jabatan setelah menelan pil pahit saat itu. Siapa yang seharusnya menyembuhkan lukamu? Itu lah tugas pendamping hidup seharusnya. Bukan lebih mementingkan kebutuhannya semata. Dan itu yang terjadi pada hubunganmu kali ini. Kau tidak lagi seimbang dan saling mengisi, kau telah tertutup kabut hitam Arjuna. Wibawamu sebagai ksatria tidak lagi terlihat. Mengapa aku memilih untuk bertemu denganmu malam ini? Karena kau pandai melihat dan mengatur karmamu Arjuna, kau sadar akan kesalahanmu dulu, kini kau menyakiti diri dan hidupmu sendiri agar tidak terjadi balasan dikemudian hari. Kau sangat cerdas, kau memiliki kemampuan itu dan kau gunakan dengan baik tanpa melupakannya sekalipun kau dalam keadaan yang menyedihkan, tertekan, stress, atau apapun. Kau akan mampu melewati karma yang sengaja kau buat ini dengan baik. Pesanku untukmu Arjuna, Kehidupanmu akan beralih sebentar lagi, seluruh kekuatanmu akan kembali normal, seluruh hidup dan karirmu semakin memuncak, karma yang kau buat sudah cukup untuk menebus kesalahanmu terdahulu, kau melewatinya dengan sabar dan sadar. Jangalah kau ulangi kesalahan yang sama dikemudian hari Arjuna, gunakanlah Pangrasa untuk memilah-milah sesuatu jika kau ingin hidupmu berlanjut dengan baik. Jangan pernah memaksakan sesuatu diluar batas kemampuan mu sendiri, karena hal itu akan sia-sia bahkan membawamu kedalam jurang ketersesatan hidup. Sekarang kau telah menyadarinya, dalam keadaan susah pun kau tetap berdharma terhadap orang lain, tetap menghibur orang-orang yang sedang dalam kesusahan, itu akan menebus kesalahan yang telah kau perbuat. Pasrahkan hubunganmu dengan Shinta padaku, akan aku luruskan kalian ditempat dan waktu yang berbeda dengan ujian karma sesuai dengan apa yang telah kalian jalani. Sekarang beristirahtlah, jangan kau siksa dirimu dengan segala pikiran yang tidak mampu kau jawab saat ini juga. Serahkan padaku."

Mendengar petunjuk dari Ki Semar, Arjuna tercengang dan jantung nya berdebar cukup kencang. Seketika itu pula air mata Arjuna menetes, ia merasa telah gagal menjalani kehidupannya bersama Shinta selama ini.
Sambil menyeka air mata Arjuna menjawab, " Hamba mohon ampun Ki semar, petunjuk dan pesan yang Ki Semar jelaskan pada hamba sudah sangat jelas. Tentang apa yang harus hamba lakukan selanjutnya. Hamba serahkan padamu Ki Semar, karena hanya engkaulah utusan Hyang Gusti Kang Murbeng Dumadi di Astinapura ini. Hamba Sangat berterimakasih padamu, hamba bersyukur mendapat petunjuk dari Ki Semar. Jikalau perpisahan adalah pelajaran untuk pendewasaan pikiran sekaligus ujian karma agar kami dapat berbenah, hamba menyerahkan ini padamu Ki Semar. Sembah sujud hamba Padamu Ki Semar. Sekarang hamba lega, beban pikiran hamba sedikit berkurang. Baiklah Ki Semar, hamba hendak kembali beristirahat. Hamba mohon pamit."

Selepas Arjuna berkata demikian, cahaya itu menghilang dalam sekejap mata. Entah apa yang Arjuna rasakan saat ini. Setidaknya ia dapat beristirahat, setelah sekian lamanya ia terbelenggu oleh beberapa permasalahan.

Sambil kembali memeluk Shinta Arjuna berkata dalam hati, " Adinda, apapun kesalahan yang kau lakukan padaku, aku maafkan dengan ikhlas sekalipun kau tidak pernah memintanya padaku aku akan selalu menyayangimu dimanapun kau berada nantinya. "


" Betapa menyeramkan ketika manusia sedang tertutup belenggu keangkuhan dalam hidupnya, ketika kebenaran selalu miliknya dan tidak pernah mensyukuri kesalahan dengan kata maaf. Secara tidak langsung ia pun menyerupai sifat raksasa dan kala yang sarat akan keangkuhan diri sendiri. Maka siapapun yang berada disisinya akan dijadikan santapan lezat hingga terbunuhlah karakter manusia itu sendiri."

Kamis, 13 Desember 2012

Cuaca dalam Hatimu




Saat ini Drupadi sedang berusaha mendaratkan pesawat cintanya ditengah cuaca yang sangat buruk, hujan badai, petir, dan awan hitam serta kabut tebal menutupi jarak pandang matanya. Ia sudah mempunyai jam terbang yang sangat tinggi sebagai pilot wanita pertama di Astina Pura. Ia berangkat dari Bandara HatiNurani ke Bandara HarapanBaru di kota Harcem provinsi Mayakarta, Astina Pura.

Sudah hampir 8 jam ia berputar - putar diatas, mencari celah untuk dapat mendarat dengan selamat. Namun beruntung ditengah cuaca yang buruk seperti itu Drupadi masih dapat kontak dengan menara Induknya sehingga masih bisa diberi aba". Biasanya Drupadi tidak serumit ini, ia selalu berhasil mendaratkan pesawat cintanya dengan mulus dan menerbangkannya kembali. Tetapi rupanya tidak untuk kali ini.

Pesawat ini berpenumpang cukup banyak dan baginya penumpang adalah hal yang tak ternilai harganya, karena penumpanglah ia dapat menyambung hidupnya ditambah lagi ia diiming - imingi akan diberikan gaji tambahan jika ia dapat menerbangkan flight ini.

Ia sempat khawatir, andaikata ia tidak mampu mendarat dengan normal akan mempengaruhi kehidupannya kedepan nanti. Masih dalam keadaan auto-pilot ia mengheningkan pikirannya sejenak, kemudian ia menghubungi menara Induknya lagi dan bertanya " Sekarang saya harus bagaimana? Bahan bakar sudah mulai menipis, penumpang pun juga banyak yang bertanya. "
Menara Induk menjawab, " Sudah tenang saja, saya disini terus memantaumu, jangan ambil keputusan sendiri ya, ikuti petunjuk saya. Untuk masalah penumpang, katakan saja pada mereka cuaca sedang buruk tapi tetap tenang dan berdoa. " Drupadi menjawab, " tolong beri informasi secepatnya ya, jika tidak saya akan berubah pikiran dan ambil keputusan. Untuk bahan bakar masih cukup untuk saya kembali lagi ke bandara HatiNurani. " " Ngapain kembali lg ke Bandara HatiNurani? Disini Bandara HarapanBaru adalah bandara terbesar di Negeri ini, tidak ada pesawat yang akan kecelakaan disini, karena seluruh property dan teknologi disini sudah can - nggih gih gih. Lagipula kamu akan mendapat penumpang lebih banyak nantinya jika terbang dari sini berikut bayaran yang tinggi tentunya. Kan kamu tau sendiri Provinsi Mayakarta adalah termasuk kawasan Metropolesan. Disini semua hal sudah mengalami kemajuan kecuali otak rakyatnya. Sudah pokoknya ikuti saya, saya yakin kamu pasti bisa mendarat. 30 menit lagi saya hubungi kamu. Tetap berada dalam koordinatmu, jaga ketinggiannya, dan pastikan mesin baik - baik saja. " kata menara Induk. " ya saya tunggu keputusan kamu, sambil menunggu saya cek kembali posisi pesawat ini. Kalau boleh milih, saya jauh lebih memilih Bandara HatiNurani daripada disini. Tapi apa boleh buat, saya hanya pekerja di company ini. " jawab Drupadi mengalah.

Sebenarnya ia merasa tidak yakin dapat mendarat dengan baik kali ini, meskipun didukung dengan teknologi secanggih apapun, karena cuaca bukan lah teknologi.
Drupadi di temani oleh co-pilot Arya Gondang Alingan yang merupakan sahabatnya dari kecil. Arya Gondang cukup hafal dengan suasana Bandara HarapanBaru karena ia sempat tinggal di Mayakarta selama 15 tahun. Arya Gondang pun tidak menyangka kondisi cuaca kali ini benar - benar berbeda dari biasanya.

45 menit kemudian, akhirnya Menara Induk mehubungi, " Pesawat Cintamu sudah bisa mendarat sekarang, saya sudah persiapkan MIN untukmu, sebuah teknologi baru khusus untuk cuaca seperti ini. Dengan catatan kau harus mendaratkan pesawat cintamu dengan perasaan yang ikhlas dan yakin dengan Bandara ini." " kenapa harus ikhlas dan yakin? " tanya Drupadi, " karena flight-mu ini adalah flight terakhir dan bandara ini akan ditutup untuk sementara waktu hingga cuaca kembali pulih. Itupun badai seperti ini bisa sampai 6 bulan baru berakhir, saya baru saja dapat informasi dari BMKG dan Paranormal Cuapcuap." Sahut Menara Induk. " lalu saya tidak bisa kembali ke bandara HatiNurani lagi? Bagaimana saya bisa dapatkan honor saya kalau seperti ini. Disamping itu kekasih saya di HatiNurani bagaimana? Masa saya tinggal selama 6 bulan? Yang benar saja, lagipula saya tidak betah tinggal di Mayakarta terlalu lama. Tolong carikan alternatif lain saja." Ketus Drupadi. " Pilihan kedua adalah kamu kembali ke HatiNurani dan kamu tidak dapat honormu untuk flight ini juga ditambah pandangan masyarakat tentang kejadian ini. Sekarang baru kamu boleh ambil keputusanmu saya sudah berikan pilihan. Ambil keputusan dengan cepat dan yakin. Kalau boleh saya sarankan, sebaiknya kamu segera mendarat. Di sini orangnya kaya semua, kamu juga bisa dapat kekasih baru yang kaya dan tampan. Hehehe... " kata Menara Induk. Sambil berpikir sejenak, kemudian Drupadi menjawab " baik saya ikuti kamu untuk mendarat sekarang. Namun setelah saya menurunkan penumpang, saya akan kembali lagi ke HatiNurani, dengan resiko apapun. Karena sebenarnya tempatmu ini hanyalah Mayakarta, kaya atau tidak, tampan atau jelek adalah bukan urusanmu, saya hanya ingin kembali ke HatiNurani, hanya disanalah saya merasa sejuk, karena penuh dengan Hati yang kaya akan rasa syukur pada masyarakatnya. Disamping itu saya sayang dan masih berhutang budi dengan kekasih saya. Apapun cuacanya, saya akan tetap kembali, karena saya ikhlas merelakan honor yang tidak saya bawa mati dan saya yakin dengan keputusan saya ini." " baiklah Nyonya besar, itu semua keputusanmu, saya hanya menyarankan saja. Welcome to Mayakarta, HarapanBaru.... " sahut Menara Induk.

Kemudian Drupadi memfokuskan pikirannya untuk mendaratkan pesawat cinta dengan perlahan, ketika itu pesawat sering mengalami guncangan, dan teriakan para penumpang menambah buruk suasana saat pendaratan itu.

25 menit kemudian pesawat cinta Drupadi berhasil mendarat dengan selamat, penumpang pun banyak yang tersenyum sambil mengelus dada mereka. Tidak untuk Drupadi, karena ia masih punya satu perjalanan lagi yaitu kembali ke HatiNurani. Begitu pesawat berhenti, Arya Gondang mengajaknya makan malam hari itu, namun sambil tersenyum Drupadi mengatakan bahwa dirinya benar - benar harus kembali. Dan Arya Gondang berkata " heh, ngapain kamu balik lagi? Udaaah disini aja, banyak job yang bisa kita dapetin disini selama 6 bulan Gajinya gede pula. Daripada kamu balik lagi, belum tentu kita tau bisa selamat atau ngga. Di HatiNurani juga kita ga bisa cari kerja. Bisa pun dengan gaji yang kecil, orangnya rata - rata miskin. Barang - barang yang baru n canggih juga ada disini Mayakarta. " " apa yang kamu tau tentang HatiNurani? Miskin? Kuno? Aku lebih mementingkan hidupku Ar, disini selama 6 bulan yang ada aku foya-foya dan bisa-bisa aku kejalan yang ga baik, kalo di HatiNurani meskipun kecil, miskin, kuno ato apalah yang semua orang bilang, aku setidaknya bisa belajar hidup dan benar-benar hidup, bukan untuk sekedar shopping, partying, drinking, drugsing, or everything that in the end is always crying. Ok Ar, aku uda yakin dan cepat kau turun, selamat berpesta malam ini Ar. Sampai berjumpa 6 bulan lg ya..." Jawab Drupadi. " hhhmmm.... Ya sudah, kalo km tetap yakin dengan itu, dan kekasihmu. Aku salut sama kamu. Aku yakin akunga mampu seperti kamu sekarang ini. Ok sampe jumpa 6 bln lagi yaa..." Kata Arya sambil memeluk Drupadi.


Akhir kisah, Drupadi kembali ke HatiNurani, dengan sebisa mungkin ia kendalikan pesawat dengan baik dan sampailah pesawat cinta Drupadi di Bandara HatiNurani yang ia yakini kaya akan ilmu kehidupan disana.

"Sesuatu yang kita yakini, kita fokuskan, dan kita perjuangkan akan benar - benar terwujud jika kita mampu mengimbangi antara Ego atau Emosi dengan kesabaran yang penuh dengan rasa syukur. Karena keyakinan akan sesuatu pasti memiliki ujian hidup dengan level yang berbeda - beda di setiap waktunya."

Berpacu dalam nikmat toxin

Seiring dengan kemajuan jaman, semua hal melampaui batas, lepas dari akal sehat, lepas dari hal semestinya, kemudian terus berlanjut hingga berkejaran dengan keinginan. Untuk menjadi yang ter- atau hanya sekedar untuk mendapat julukan sehingga bisa diterima dalam sebuah komunitas.

Hal yang sangat menyeramkan ketika derasnya laju keinginan tidak seimbang dengan intensitas rasa syukur dalam diri. Terus mengikis dinding batas kemampuan diri. Banyak yang lupa, banyak yang terlewati begitu cepat hingga belum sempat mencermati benar tentang apa yang sedang terjadi. Karena keinginan untuk ingin tahu sudah tertutup oleh pagar - pagar dunia semu, hal yang sementara.

Bekerja seperti senyawa toxin, memberikan nikmat sekejap mata, memuaskan keinginan dalam hitungan waktu dan kemudian menghilang secara abadi. Kemudian kembali lagi mencari untuk mendapatkan kenikmatan itu. Begitu seterusnya, sebuah rotary yang seolah anti dengan rasa syukur.

Banyak hal yang mungkin terjadi dalam hidup kita, mulai dari saat pertama kali kita membuka mata dipagi hari hingga menutup mata dimalam hari. Cermati setiap halnya, pelajari pergerakannya, lakukan perubahan kearah positive jika masih banyak hal negative disekeliling kita. Dan lakukan itu setiap hari untuk dapat menemukan harta terbesar dalam diri kita ditengah derasnya arus hedonisme yaitu rasa syukur.

Selasa, 11 Desember 2012

Manusia Maha Cermin

Suatu ketika di sebuah taman yang hijau, sejuk, penuh dengan bunga yang sangat indah. Perlahan suara gemericik air dari pancoran kecil itu mengiringiku masuk kedalam dimensi maya.


Terdengar lirih suara kakek tua berkata " Sadarlah anakku, kau adalah utusanku untuk menyadarkan mereka, janganlah kau terhanyut dalam arus besar sungai siluman disana. Bangkitlah segera anakku, kau telah jauh terhanyut, kau telah banyak menelan air sungai itu. Kini duduklah kembali dalam Singgasana Mahaprasta yang kuberikan padamu sebagai sarana semadi. Tugasmu belum usai anakku, hingga kini masih tersisa 3 tugas yang belum kau jalankan. Cepatlah bangkit dan lanjutkan hal itu, sebelum kereta itu datang menjemputmu. "

" apa yang harus aku lakukan lagi? Aku lelah, aku merasa sangat lelah." Tanyaku
" pengakhir angkara murka akan segera tiba, kuatkanlah sukmamu anakku, dalam waktu dekat bumi nusantara akan menghaturkan upetinya pada beliau. Mereka yang masih saja belum paham dan peka dengan pergerakan ibu pertiwi, akan menjadi bukti. Beberapa sudah aku tuliskan pada sebuah lontar dengan mengutus Jayabhaya untuk menulisnya. Kau adalah samar anakku, kau terlahir bukanlah sebagai manusia suci tanpa cela apapun. Namun kau terlahir sebagai cermin, sehingga mereka yang belum sadar seharusnya mampu bercermin secara halus. Siapapun yang berada didekatmu akan hanya menganggapmu manusia aneh dan bodoh. Namun sejatinya kaulah telah pahami tulisan yang tidak pernah tersurat. Itulah yang membuatmu samar, dan itulah ciri utusanku. Orang lain akan selalu susah untuk menebak sifatmu, dari sekian banyak jelmaan sifat manusia dimuka bumi nusantara ini ada padamu, segala sosok dapat kau tiru, maka gunakanlah itu sebaik - baiknya. Bersabarlah sementara waktu. "

Lalu sekelebat cahaya itu menghilang dalam hitungan kurang dari 1 detik.
Aku tersadar seperti terjatuh dari pohon, begitu aku membuka mata, aku masih diberi kesempatan kembali.